Rabu, 05 Januari 2011

GIS for Industries and Disasters




Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas kembali tentang presentasi saya yang berjudul “Penerapan Geographic Information System pada Penanggulangan Bencana dan Emergency”. Pertama – tama saya ucapkan banyak terimakasih kepada : Pak Edy selaku dosen IT for Bussines dan teman – teman semua yang membantu hingga paper dan presentasi saya sukses.

GIS ( Geographic Information System )dalam beberapa tahun terakhir terus berkembang dalam dunia teknologi informasi. Pada saat ini GIS ( Geographic Information System ) banyak digunakan oleh negara industri atau negara – negara maju sehingga GIS ( Geographic Information System ) menjadi salah satu bagian utama dari perindustrian tetapi negara berkembang seperti Indonesia sekarang juga mulai menggunakannya.

GIS ( Geographic Information System ) merupakan salah satu aplikasi dari EIS ( Executive Information System ). EIS sendiri adalah merupakan suatu sistem yang berbasis komputer, yang menyediakan berbagai macam informasi eksekutif. EIS difokuskan untuk membantu para eksekutif untuk memilih informasi secara cepat untuk mengidentifikasikan masalah dan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang telah dihasilkan.

Menurut Anon (2001) Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi.Disamping itu, GIS juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.

Sebagai contoh saya akan menjelaskan bagaimana GIS digunakan dalam perindustrian. Apabila kita akan memulai suatu usaha katakanlah usaha pertambangan minyak atau batubara GIS dapat berfungsi membantu mendeteksi potensi – potensi alam sehingga menjadi lebih efesien terhadap tenaga,biaya dan waktu. GIS dapat digunakan sebagai manajemen bencana,Keadaan Indonesia sekarang yang sering dilanda berbagai macam bencana alam, seperti gempa bumi dan banjir juga sangat membutuhkan adanya aplikasi GIS, guna membantu dalam memanajemen bencana.

Geographic Information System dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
Sistem Manual (analog)
Sistem Otomatis (yang berbasis digital komputer)
Perbedaan yang paling mendasar antara sistem manual dengan sistem otomatis terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun , foto udara, laporan statistik dan laporan survei lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi.

Ada banyak faktor yang mengaruhi implementasi GIS dalam suatu perkerjaan, sehingga sebelum mengimplemantasikan GIS ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1.Dukungan manajemen
Proyek GIS biasanya dilakukan oleh sebuah instansi atau organisasi. Dukungan dari pimpinan organisasi akan mempengaruhi kalancaran implemntasi GIS dimana tanpa dukungan penuh dari pimpinan akan menyebabkan kecendrungan kegagalan dari implementasi GIS.
2.Keadaan data
Pada awalnya bagian pekerjaan terbesar dari GIS adalah mengkonversi data dari analog ke data digital. Pekerjaan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga pertimbangan tentang data-data apa saja yang perlu dikonversikan merupakan hal sangat penting.
3.Tenaga kerja (user)
Masalah yang sering dihadapi dalam pengimplementasian GIS adalah kurangnya tenaga kerja yang menjalankan GIS tersebut. Kurangnya tenaga kerja tersebut disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dari tenaga kerja tentang GIS. Oleh karena itu pendidikan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan dalam hal ini.
4.Biaya
Biaya merupakan faktor penentu dalam pengimplentasian GIS. Implementasi GIS membutukan biaya yang sangat besar, khususnya pada pada awal pembentukkannya seperti biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan perangkat keras dan perangkat lunak, biaya pengkonversian data dan lain sebagainya.

Salah satu perangkat yang mendukung kerja dari GIS adalah Global Positioning System ( GPS ) yang merupakan tekhnologi yang dengan cepat dan berakurasi tinggi dapat menunjukkan suatu atau beberapa lokasi dimuka bumi dimanapun kita berada, dapat dimanfaatkan dalam manajemen bencana yang dapat digunakan baik pada fase pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi).
Manfaat dari GPS itu sendiri adalah :GPS sebagai Penunjuk Arah Kiblat, GPS sebagai Teman Berkendara, GPS sebagai Pengingat Langkah, GPS sebagai Teman Berolah Raga, GPS sebagai Informasi yang Menghibur. Tetapi GPS juga mempunyai kelemahan yaitu : Kelemahan dari GPS (Global Positioning System) : Saat pertama kali digunakan, GPS menangkap sinyal-sinyal yang dipancarkan dari sejumlah satelit di atas bumi kita. Kadang bila hanya 3 sinyal satelit yang ditangkap, GPS telah dapat digunakan meskipun informasi yang ditampilkan kurang akurat. Oleh sebab itu lah, GPS memakai bandwith layaknya internet via satelit. Walaupun gratis, namun bila kita berada pada suatu tempat dimana jalurnya penuh, kadang sinyal yang diterima putus dan aplikasi gagal menampilkan posisi kita. GPS juga kadang tergantung cuaca. Bila cuaca buruk, sinyal yang tertangkap bisa tidak sempurna.